Gelar Aksi Pasang Lilin di Gereja Sentrum, Bakercab GMNI Manado Kutuk Keras Pelaku Terorisme
ManadoPost.co.id, Manado,- Badan
Kerja Cabang (Bakercab) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Manado,
menggelar aksi penyalahan lilin yang di gelar di Halaman Gereja Masehi Injili
Minahasa (GMIM) Sentrum Manado, Senin (14/01/2018).
GMNI sendiri melihat peristiwa duka ini menjadi
ujian bagi rakyat Indoensia sebagai satu bangsa yang sudah sangat
individualisme. Semangat gotong royong harus kembali digalakan sebagai counter
tehadap paham radikalisme dan terorisme.
Mereka yang melakukan aksi sejak Pukul 18.30 Wita, menggelar kegiatan tersebut bersama para organisasi lainnya dan
juga ratusan masyarakat di Kota Manado. Organisasi yang melakukan kegiatan
tersebut yakni PMII Metro Manado, GP Ansor Manado dan Minut, HMI Komsat IAIN
Manado, Gusdurian Manado, GAMKI, DPD GSNI Sulut, AJI Manado, Jurnalis Meja
Hijau, LBH Manado, Komando Menwa Sulut, Angkatan Muda Muhamadiyah dan beberapa
organisasi kepemudaan lainnya.
Kegiatan mereka merupakan wujud dari keprihatinan atas
terjadinya aksi teror bom yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur yang
mengakibatkan meninggalnya beberapa orang tak bersalah dan juga pelaku teror
tersebut. Pada aksi ini, Brillant Johnes Maenko, perwakilan dari Bakercab GMNI
Manado mengatakan teror
merupakan tindakan yang keji, tercela dan tidak manusiawi. Tindakan teror
adalah musuh bagi segenap anak bangsa dan harus segera dihentikan.
"Negara, dalam hal ini, pemerintah dan aparat keamaman haruslah menindak
tegas para pelaku dan mengevaluasi secara serius kelalian yang mengakibatkan
terjadinya peristiwa teror," katanya.
Menurutnya, bom yang terjadi pada pagi
hari di Surabaya, adalah cerminan dari kelalaian berbagai pihak. Baik,
pemerintah maupun masyarakat, sekiranya sebagai sebuah elemen yang tak
terpisahkan, haruslah sedini mungkin bahu membahu untuk mencegah terjadinya tindakan
teror.
"Kejadian ini dapat
menjadi refleksi bagi kita semua agar lebih waspada dan pro-aktif terhadap
gerak tindak tanduk dari oknum-oknum yang dianggap mencurigakan. Sehingga dalam
kehidupan sehari-hari dapat sedini mungkin mendeteksi serangan dan ancaman
pelaku teror," tuturnya. Negara, lanjutnya, harus menjamin perlindungan terhadap
segenap masyarakat seperti tertuang dalam UUD 1945.
“Sehingga gerakan teror dapat tereduksi secara masif.
GMNI menyeroti kinerja pemerintah, dalam hal ini aparat keamanan, yang harus
segera dievaluasi total, sehingga mampu menjamin keamanan dan tidak terulangnya
peristiwa teror dikemudian hari,” ucapnya.
Terakhir, menanggapi terbelahnya argumentasi
masyarakat dalam media sosial terhadap persitiwa duka ini, GMNI, lanjutnya, mendorong
elemen netizen agar stop untuk saling menyalahkan, saling mencurigai dan
anasir-anasir negatif lainnya yang bersifat meresahkan dan menghasut.
“GMNI mengajak seluruh masyarakat agar selalu
waspada dan berkonsentrasi terhadap lingkungan disekitar karena pelaku teror,
para radikalis bisa saja ada disekitar kita. Bukan kami tidak takut melainkan
kami melawan radikalisme,” tandasnya. (tim)
No comments